1.Perdagangan Antar Negara
- Peranan Perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan Ekonomi Indonesia
Semua negara melakukan perdagangan luar negeri.Diantaranya mengekspor beberapa
barang ke negara lain dan mengimpor barang-barang lain dari luar negeri.Suatu
negara yang melakukan perdagangan luar negeri.Suatu negara yang melakukan
perdagangan luar negeri di katakana mempunyai bentuk perekonomian
terbuka.Faktor-faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional :
o Adanya perbedaan dan keterbatasan kualitas sumber
daya manusia
o Adanya perbedaan selera masyarakat
o Adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki
o Adanya keuntungan jika menggunakan produk negara
lain
o Adanya perbedaan iklim
o Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi
produksi
Manfaat perdagangan internasional
o Suatu
negara tidak harus memproduksi semua barang yang dibutuhkan
o Setiap
negara berusaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya
o Negara memperoleh
devisa dari hasil ekspor produk
o Negara bisa
memperluas pasar atas hasil produksinya
- Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita berikutnya
o Pelita I
Menurut peraturan
pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah tentang perekonomian
membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga ekspor dan impor. Peraturan
pemerintah pada bulan agustus 1971 membahas tentang devaluasi rupiah terhadap
dollar amerika dengan memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga
pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, penyebaran barang di dalam
negeri.
o Pelita
II
Adapun kebijakan
fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini adalah dengan melakukan
penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing di pasar dunia.
Penggalakan PMA dan PMDN untuk mendorong investasi dalam negeri, yang
menghasilakn cadangan devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan
naiknya tabungan pemerintah dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada
periode pelita II tersebut. Sedangkan kebijakan moneter yang dilakukan
pemerintah adalah meningkatkan hasil produksi nasional dan daya saing komoditi
ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%, resesi dan krisis dunia tahun 1979,
serta penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan peningkatan bea masuk
komoditi impor lainnya.
o Pelita III
Pelita III ini
menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta
menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pedoman
pembangunan nasionalnya adalah Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
Inti dari kedua pedoman tersebut
adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan
ekonomi yang stabil.
o Pelita IV
Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni
meningkatkan ekspor non migas dan pengurangan biaya tinggi dengan :
a)
Pemberantasan pungli
b) Mempermudah
prosedur kepabeanan
c) Menghapus
dan memberantas biaya siluman
Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 :
deregulasi bidang perdagangan, moneter, dan penanaman modal dengan cara :
a) Penurunan
bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku
b) Proteksi
produksi yang lebih efisien
c) Kebijakan
penanaman modal
Paket Kebijakan 15
Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas beberapa
sektor industri (menengah ke atas) guna meningkatkan ekspor non migas, adapun
langkah-langkahnya:
a) Penyempurnaan dan
penyederhanaan ketentuan impor
b) Pembebasan dan
keringanan bea masuk
c) Penyempurnaan
klasifikasi barang
d) Paket
Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi bidang
ekonomi dalam rangka memperlancar
perijinan (deregulasi).
e) Paket 27
Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan pasar modal dan
menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan.
f) Paket
Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan debirokratisasi bidang
perdagangan dan hubungan laut.
g) Paket
Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan dibidang keuangan dengan
memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan
aktivitas yang lebih produktif, juga berisi mengenai deregulasi dalam hal
pendirian perusahaan asuransi.
o Pelita V
Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada
pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya; dan sektor industri
khususnya industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak
menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang
dapat mengahsilkan mesin mesin industri.
Diantaranya dengan cara :
a) Mengenakan
tarif dan atau kuota
b) Mengawasi pemakaian
valuta asing
c) Ekspor
: mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor,
memberantas pungli dan biaya siluman
d) Menstabilkan
harga dan upah di dalam negeri
e) Melakukan
devaluasi
o Pelita VI
Titik
beratnya masih pada pembangunan
pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta
pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini
terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang
mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Disamping
itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan
pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar
pada tahun 1973 menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah
penghasilan dari migas yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia.
Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus
sukses pembangunan ekonomi.
o Pelita VII
Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada
sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan
pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai pendukungnya.
2.Hambatan Perdagangan Antar Negara
- Hambatan yang dihadapi Indonesia dalam Melaksanakan Perdagangan antar Negara
a. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
b .Kualitas Sumber Daya yang Rendah
c .Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
d .Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
c .Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
d .Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
3.Neraca Pembayaran Luar Negeri
Indonesia
- Perkembangan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu catatan ringkas dan sistematis dari semua
transaksi ekonomi internasional suatu negara dengan negara lain
dalam jangka waktu tertentu,biasanya selama satu tahun.
Tujuan pembuatan neraca pembayaran :
1. Memberikan informasi kepada
pemerintah sampai sejauhmana peranan hubungan ekonomi luar negeri terhadap
perekonomian nasional
2. Membantu pemerintah dalam usahanya
menentukan kebijakan ekonomi internasional dalam hubungan dengan politik
moneter,fiscal,perdagangan,dan pembayaran internasional sejalan dengan tujuan
yang ingin di capai.
Komponen neraca pembayaran dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Neraca
transaksi berjalan
Neraca transaksi berjalan mencatat semua transaksi impor dan
ekspor barang,perbandingan nilai ekspor dan impor barang,pendapatan
investasi,pembayaran cicilan pokok utang luar negeri,serta saldo kiriman dan
transfer uang dari dan ke luar negeri oleh pemerintah maupun swasta.
2. Neraca
transaksi modal
Neraca transaksi modal mencatat nilai investasi langsung
pihak swasta asing,pinjaman luar negeri dari perbankan swasta
internasional,serta pinjaman dan hibah dari negara lain atau lembaga-lembaga
donor seperti IMF dan Bank Dunia.
3. Neraca
cadangan kas
Neraca ini hanyalah transaksi penyeimbang yang angkanya menjadi
lebih kecil bila total pengeluaran pada neraca transaksi berjalan dan
neraca modal melebihi total penerimaan.
Neraca pembayaran tidak selamanya stabil,adakalanya
keseimbangan neraca pembayaran berubah.Neraca pembayaran akan surplus (aktif)
jika penerimaan lebih besar daripada pembayaran atau utang.Pada posisi ini
neraca pembayaran memiliki saldo positif.Neraca pembayaran akan defisit (pasif)
jika penerimaan lebih sedikit daripada pembayaran atau utang.Defisit neraca
pembayaran harus di tutup dengan pembayaran devisa sehingga cadangan devisa
akan berkurang.
4.Peran Kurs Valuta
Asing
- Peranan Kurs Valuta Asing bagi Perekonomian Indonesia
Setiap negara memiliki
mata uang masing-masing sehingga transaksi perdagangan dengan negara lain
dibutuhkan suatu perhitungan nilai tukar mata uang satu negara dengan mata uang
nagara lain.Perhitungan ini lebih di kenal dengan istilah kurs valuta
asing.Kurs dapat memberikan patokan berapa nilai mata uang asing dilihat dari
rupiah kita.Jadi kurs valuta asing adalah nilai tukar mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain.Perhitungan kurs mengenal dua istilah,yaitu :
1.Kurs Beli
Kurs yang dihitung pada saat pelaku pasar membeli valuta
asing
2.Kurs Jual
Kurs yang dihitung pada saat pelaku pasar menjual valuta
asing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar